Profil


Tentang Kamikampoengku_03

Bermula dari keberadaan rumah joglo bersejarah (berdiri tahun 1835 dan digunakan sebagai markas Tentara Pelajar), konsep yang kami pertahankan adalah Desa Wisata Sejarah. Dengan konsep tersebut, kami mengembangkan desa wisata yang berfokus pada apresiasi, eksplorasi dan edukasi. Hal ini diselaraskan dengan program pembelajaran sekolah yang diberi ruang untuk mengembangkan muatan lokal. Lokalitas pembelajaran dimaksudkan untuk mengarahkan peserta didik agar supaya lebih mencintai lingkungannya.

Desa Wisata Sejarah Kelor berada di wilayah desa Bangunkerto, kecamatan Turi, kabupaten Sleman, provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Berjarak ± 25 km dari pusat kota ke arah utara, atau ± 10 km dari ibu kota kabupaten. Dusun ini dapat dicapai melalui jalan darat beraspal) dalam waktu ± 1 jam dari pusat kota. Kendaraan berupa bus besar dapat mencapai dusun ini dengan tempat parkir yang cukup luas dan situasi aman.

Desa Wisata Sejarah Kelor berada pada ketinggian ± 700 meter DPL dengan rerata curah jujan 3.070 mm/tahun. Dengan ketinggian tersebut, desa ini berhawa sejuk (25 – 35° C). Suasana alam pedesaan diperkuat dengan adanya hamparan kebun salak, sungai yang jernih dan kolam-kolam milik penduduk/kelompok serta panorama gunung merapi dari kejauhan.

Visi Organisasi 

‘Dusun Kélor dahulu adalah kampoengku kini dan esok’.

Visi tersebut merupakan ketetapan hati kami untuk mempertahankan nilai-nilai luhur dari tradisi dusun yang kami miliki. Tujuan kami adalah memperkuat nilai-nilai tersebut dengan mengajak tamu untuk mengapresiasi dan mengeksplorasi warisan sejarah, budaya dan alam yang kami miliki. Kami meyakini bahwa tindakan kami merpakan bentuk partisipasi dalam edukasi dan dapat memberikan sumbangsih pada pembentukan karakter bangsa.

Tujuan Organisasi 

1. Mempererat rasa persatuan,

2. Mencerdaskan masyarakat,

3. Melestarikan budaya bangsa,

4. Memberdayakan pemuda sebagai generasi penerus bangsa,

5. Memberdayakan potensi alam sebagai anugerah Ilahi,

6. memajukan kegiatan perekonomian dusun.

Leave a comment